Kata cewek-cewek, cowok itu suka menyebalkan. Saat masih PDKT, manisnya minta ampun seolah kalau toh si cewek minta bulan, dia akan mengabulkan. Tapi kalau sudah pacaran, sedikit-sedikit manisnya berkurang. Emang sih nanyain dengan perhatian sudah makan apa belum, tapi pakai embel-embel peringatan ‘nanti mati lho’. Jadi gagal manis.
Padahal memang seringnya jangka waktu hubungan menentukan sikap pasangan. Waktu baru jadian, masih romantis-romantisnya, perhatian apapun di berikan. Semakin lama semakin berkurang, hingga akhirnya saat hubungan sudah berjalan terlalu lama, hubungan kamu dan dia justru lebih mirip sahabat baik daripada sepasang kekasih. Tentu saja itu bukan karena cinta yang berkurang, tapi karena kalian sama-sama sudah sangat terbiasa dengan kehadiran masing-masing. Kalau hubunganmu dengan dia sudah berjalan bertahun-tahun, mungkin hal-hal ini sudah kamu alami.
Saat awal-awal pacaran, HP adalah hal yang nggak pernah lepas dari kamu. Mulai dari bangun tidur, makan, sampai ke kamar kecil pun kamu akan membawa HP. Alasannnya supaya kamu bisa ngobrol dengan Yang-mu setiap saat. Kalau dia nggak balas SMS dalam waktu satu jam, kamu langsung panic bukan kepalang. Tapi itu dulu. Setelah hubunganmu sudah bertahun-tahun, kamu bahkan jarang SMS atau telepon dia. Paling hanya mengucapkan selamat pagi waktu bangun tidur, dan cerita sebentar sebelum tidur. Tapi anehnya kamu dan dia sama-sama tahu masing-masing sedang sibuk apa.
Dulu kamu inginnya dia selalu laporan padamu ke manapun dia pergi. Makan siang di mana, dengan siapa, menunya apa, kamu harus tahu. Setiap dia pergi keluar kota, dia juga harus melaporkan setiap jam posisinya. Alasannya supaya kamu bisa tenang dan nggak kepikiran. Tapi sekarang, kamu sudah maklum kalau dia nggak bisa dihubungi dan SMS-SMSmu nggak dibalas. Apalagi kalau di jam-jam kerja. Kalau memang kamu khawatir, kamu akan menghubungi rekan kerjanya sekadar menanyakan keadaannya. Asal dia baik-baik saja, itu sudah membuat kamu tenang. Kamu juga nggak pernah kesal kalau dia mendahulukan urusan kerjaan. Toh, dia kerja juga untuk masa depan kalian.
Yang, udah isi belum?
Belum nih.
Kita isi yuk? Kamu siap-siap ya. Bentar lagi aku sampai.
Dulu kamu selalu berusaha jadi orang yang sempurna untuk dia. Kamu takut jika kamu jadi dirimu yang biasa, dia akan kabur dan hubungan kalian gagal total. Saat makan bareng, kamu akan makan sesedikit mungkin dengan gaya seelegan mungkin, supaya dia nggak berpikir kamu rakus dan makannya banyak. Tapi jika kamu dan dia sudah pacaran bertahun-tahun, jaim sudah bukan zamannya lagi. Kamu dan dia sudah sama-sama tahu masing-masing, nggak perlu ada yang ditutup-tutupi. Makan ya makan saja, kalau kurang nambah. Bahkan kentut di depannya juga hal yang jarang kamu lakukan. Kenapa malu? Toh dia akan membalasmu dengan kentut yang lebih keras. Haha
Beb, aku telat nih. Macet banget di pertigaan depan kantor. Tolong pesenin makan…
Iya, udah aku pesenin. Ayam penyet cabe ijo, ayamnya dada kanan dan sambelnya ditambahin. Sama es jeruk, gulanya sepucuk sendok teh.
Wah kok kamu tahu aku pengin banget makan ayam penyet? Jangan-jangan kita jodoh?
Plis deh
Saat hubungan sudah berjalan lama, kata-kata romantismu diganti dengan kegiatan saling meledek. Kalau ceweknya agak cerewet, cowoknya akan bilang ‘dasar panci dapur!’, dan kalau cowoknya agak chubby, ceweknya akan dengan kejam menyebutnya ‘beruang kutub’. Tapi justru itu tanda sayang kalian berdua. Kalau ada yang berusaha romantis, endingnya malah gagal. Nasib udah kelamaan pacaran.
Nggak apa-apa.
Nggak usah bohong deh. Aku tahu kamu lagi bete.
Bukan bete, tapi…
Tapi?
Aku lagi kebelet…
Kalau cewek sudah mengeluarkan kata ‘gak papa’ atau ‘terserah’, cowok akan kelabakan abis. Mungkin dulu diam-diam kamu menikmati saat cowokmu kebingungan dan merasa bersalah padamu. Tapi kalau sekarang, kamu nggak bisa lagi menyembunyikan isi hatimu. Gerak-gerikmu dan mimik wajahmu sudah terlalu dihafal oleh pasanganmu, jadi sekali lihat dia langsung tahu kalau ada yang nggak beres.
0 Comments