Halodunia.net – Bukti film Indonesia juga tidak kalah dari negara lain!
Industri perfilman lokal saat ini mendapatkan tantangan serius dari luar negeri, karena rata-rata film yang dimainkan di bioskop berasal dari luar negeri. Pasar film lokal saat ini hanya mendapatkan market share sebesar 20% saja. Bahkan, beberapa film lokal sulit untuk menembus angka 300 ribu-an penonton.
Banyak yang menyangka kalau kalahnya industri film lokal karena kurangnya kualitas bila dibandingkan film dari luar negeri, padahal kenyataannya ada beberapa film lokal yang berhasil sukses di luar negeri dan bahkan diakui dunia.
Film apa saja yang berhasil sukses di luar negeri dan bahkan mendapatkan “pengakuan” dunia? Berikut daftarnya:
Seperti judulnya, film Tjoet Nja’ Dhien adalah film yang diangkat dari Pahlawan Nasional Asal Aceh, Tjoet Nja’ Dhien. Film Tjoet Nja’ Dhien dibintangi oleh Christine Hakim dan disutradari oleh Eros Djarot ini berhasil jadi film Indonesia pertama yang diputar dalam Cannes Film Festival.
Film The Mirror Never Lies atau disebut juga Laut Bercermin, adalah film yang disutradari oleh Kamila Andini. Anak dari Garin Nugroho ini tidak hanya membawa nama besar ayahnya saja, namun juga berhasil menunjukkan kemampuannya sebagai sutradara.
Film ini diperankan oleh Gita Novalista, Reza Rahardian dan Atiqah Hasiholan, yang menceritakan seorang gadis yang mencari ayahnya yang hilang di laut melalui sebuah cermin.
Film The Mirror Never Lies berhasil diputar dalam beberapa film festival, seperti Busan International Film Festival, Mumbai Film Festival, Tokyo International Film Festival, Vancouver International Film Festival, dan juga Melbourne International Film Festival.
Bahkan, film The Mirror Never Lies juga mendapatkan penghargaan Naskah Asli Terbaik dalam Festival Film Indonesia 2001 silam.
Daun di Atas Bantal adalah salah satu film fenomenal karya Garin Nugroho, yang mendapatkan pengakuan internasional. Film Daun di Atas Bantal menceritakan realita kehidupan tiga anak anak jalanan (Heru, Kancil dan Sugeng) yang menyentuh.
Film Daun di Atas Bantal berhasil diputar di Festival Film Cannes dan Singapore International Film Festival, sekaligus juga mendapat Special Jury Prize di Tokyo International Film Festival, dan Film Terbaik di Festival Film Asia Pasifik yang diadakan di Taipei.
Film Pintu Terlarang disutradari oleh Joko Anwar dan bintangi oleh Fachri Albar dan Marsha Timothy. Film ini menceritakan kisah seorang pematung sukses, Gambir (Fachri Albar) yang ternyata punya kisah kelam di balik kehidupannya yang serba ada.
Film Pintu Terlarang membuat Joko Anwar berhasil mendapatkan beberapa penghargaan, di antaranya Film Terbaik di Puchon International Fantastic Film Festival, sekaligus mendapatkan nominasi Piala Golden Kinnaree di Bangkok International Film Festival.
Nggak hanya itu, film Pintu Terlarangjuga berhasil diputar pada beberapa festival film, sebut saja Vancouver Internasional Film Festival, Toronto After Dark Film Festival, dan London International Film Festival.
Film Senyap (The Look of Silence) jadi salah satu film yang masuk dalam nominasi Oscar untuk Film Dokumenter terbaik. Meskipun kalah dan tidak membawa pulang Piala Oscar, namun hingga kini film Senyap (The Look of Silence)menjadi pencapaian tertinggi dalam Academy Awards.
Selain itu, film Senyap (The Look of Silence) juga berhasil masuk dalam beberapa festival internasional, sebut saja Berlin International Film Festival, Busan International Film Festivalm dan 70 penghargaan lainnya.
Rumah Dara adalah salah satu film horror terbaik buatan anak bangsa. Film garapan Timo Tjahjanto dan Kimo Stamboel ini berhasil membuat film slahser dengan baik dan diakui dunia. Film Rumah Daramengisahkan sekelompok anak muda yang terjebak dalam sebuah rumah milik perempuan misterius yang bernama Dara.
Film Rumah Dara berhasil masuk dan diputar pada beberapa festival dunia, seperti Fantastic Fest di Amerika Serikat, Fantastic Film Festival di Jerman, dan Puchon International Fantastic Film Festival.
Film The Raid: Redemption dan The Raid 2: Berandal yang menghadirkan “pertarungan” yang cantik namun brutal, berhasil menarik perhatian penggemar film, bahkan hingga masyarakat dunia. Film yang diperankan oleh Iko Uwais dan Yayan Ruhiyan ini juga berhasil memperkenalkan pencak silat kepada dunia.
Film The Raid: Redemption dan The Raid 2: Berandalberhasil masuk dan diputar di beberapa belahan dunia, sebut saja Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Korea, China dan Kanada. Bahkan, sejumlah kritikus dunia juga memberikan apresiasi bahwa film inimemiliki koreografi terbaik kelas dunia.
What They Don’t Talk When They Talk About Love adalah sebuah film Indonesia yang menceritakan cerita cinta para difabel. Film Ini diperankan oleh Ayushita yang berperan sebagai Fitri, yang jatuh cinta dengan Edo (Nicholas Saputra), pria tuli yang Ia sangka sebagai dokter hantu.
Film What They Don’t Talk When They Talk About Love yang menyentuh hati ini menjadi film Indonesia pertama yang diputar di Festival Film Sundance, sekaligus berhasil memenangkan NETPAC Award di Rotterdam Film Festival tahun 2013.
Itulah 8 Film Indonesia yang berhasil dan diakui dunia. Dari film di atas, membuktikan bahwa industri film lokal juga tidak kalah baiknya dengan film impor yang menguasai market share saat ini, sekaligus menjadi penyemangat untuk para kreator lain untuk berusaha mengangkat film lokal ke dunia.
https://ift.tt/3cdcDlV
0 Comments