Ad Code

Responsive Advertisement

Mengidap Flu Tulang atau Chikungunya?

Halodunia.net – Apa yang terlintas dalam pikiran jika mendengar kata flu? Penyakit yang menyerang sistem pernapasan yang mengakibatkan pilek, bersin sampai sakit tenggorokan. Namun, tahukah kamu kalau ada penyakit flu lainnya, yaitu flu tulang. Flu tersebut merupakan disebabkan oleh sebuah virus. Namun apa itu flu tulang? Apa penyebabnya? Dan bagaimana cara mengobatinya? Berikut penjelasan dari Nicolaas Budhiparama MD., PhD., SpOT (K), FICS dan dr. Dananjaya Putramega, SpOT.

Mengenal Flu Tulang

Flu tulang merupakan sebuah istilah non-medis yang digunakan untuk menggambarkan penyakit dengan gejala demam dan nyeri pada persendian. Secara medis, penyakit ini disebut dengan Chikungunya.

Chikungunya adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dari genus Alphavirus. Virus ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti and Aedes albopictus, nyamuk ini juga yang membawa virus Dengue penyebab demam berdarah.

Gejala Chikungunya

Gejala dari penyakit ini biasanya muncul 3-7 hari setelah gigitan nyamuk. Yang tersering muncul adalah demam disertai nyeri sendi yang berat. Gejala lain dapat berupa sakit kepala, nyeri otot, bengkak pada sendi dan ruam pada kulit. Gejala ini dapat bertahan selama 3-10 hari dan akan membaik dengan sendirinya. Namun gejala nyeri pada sendi dan otot dapat berlangsung hingga bulan bahkan tahunan.

Penanganan Chikungunya

Penyakit ini merupakan self limiting disease sehingga akan membaik tanpa pengobatan spesifik. Penanganan yang diberikan berupa beristirahat, mencukupi kebutuhan cairan, konsumsi obat paracetamol untuk mengurangi demam dan nyeri sendi. Penyakit ini tidak membahayakan jiwa, namun pasien dapat mengalami gejala yang cukup berat dan sangat mengganggu. Tindakan pencegahan dengan menjaga lingkungan bebas dari nyamuk adalah yang terbaik.

Konsultasikan pada dokter jika mengalami gejala flu tulang, mengingat pemeriksaan langsung oleh dokter diharuskan untuk menegakkan diagnosa yang tepat sehingga pasien dapat mendapatkan penanganan yang sesuai.

Artikel ini bekerja sama dengan Nicolaas Budhiparama, MD., PhD., SpOT(K) dari Nicolaas Institute of Constructive Orthopedic Research & Education Foundation for Arthroplasty & Sports Medicine. www.dokternicolaas.com, instagram: @dokternicolaas.

https://ift.tt/eA8V8J

from Halo Dunia https://ift.tt/3iOAJW9
via IFTTT

Post a Comment

0 Comments

Close Menu